Belajar Sejarah Dalam Kenangan Masa Lalu di Museum Sepuluh November
- Aghsara Advertising Agency
- Jan 1, 2023
- 3 min read
Updated: Jan 5, 2023
Mengenang Jasa Para Pahlawan Dengan Suasana Yang Asik

Arsitektur bangunan museum Sepuluh November yang unik dengan adanya piramida terbalik yang berisikan sejarah Surabaya di masa lalu
Siapa yang menyangka bahwa berjalan-jalan ke museum bisa seasik ini?
Museum Sepuluh November memang banyak dikenal oleh orang Surabaya sendiri maupun turis lokal dan internasional. Namun, pada hari biasa, tempat ini banyak dikunjungi oleh pelajar atau mahasiswa yang sedang melakukan pembelajaran atau penelitian. Sisanya kebanyakan adalah turis mancanegara yang singgah ke Tugu Pahlawan sekaligus berkunjung ke Museum Sepuluh November. Anak-anak muda yang berkunjung ke museum ini kurang banyak terlihat di hari biasa.
Museum ini sebetulnya sudah berdiri sejak 1991, namun baru pada tanggal 19 februari 2000 museum ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia ke-4 dan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Museum ini dibuat untuk mengenang para pahlawan yang gugur di pertempuran 10 November melalui koleksi sejarah dan penjelasan secara kronologis dari pajangan yang disajikan di museum. Saat ini, kepemilikan museum ini dipegang oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya, sedangkan untuk pengelolaannya di bawah tanggung jawab Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Monumen Tugu Pahlawan dan Museum Sepuluh Nopember.
Saat kami datang ke tempat ini, kami cukup terkesan dengan bentuk bangunan yang unik. Museum ini terletak di bawah tanah, sehingga dari luar hanya terlihat atapnya saja. Usut punya usut, rupanya hal ini dilakukan agar bangunan museum tak menghalangi pemandangan Monumen Tugu Pahlawan yang sudah lebih dahulu berdiri. Bangunan yang terdiri dari dua lantai ini dirancang dalam beberapa area yang memudahkan pengunjung untuk memahami kronologis terjadinya pertempuran 10 November.
Kami dibuat berdecak kagum saat memasuki museum ini saat disambut oleh berbagai foto-foto lawas dan lukisan pahlawan yang berada di area masuk museum. Foto-foto lawas yang dipajang membuat kami seakan dapat membayangkan bagaimana suasana Surabaya di masa dulu. Lanjut masuk ke dalam museum, terdapat foto-foto pejuang zaman dahulu yang diabadikan melalui piramida terbalik yang ada di atap museum. Selain itu, juga ada nama-nama walikota Surabaya yang memimpin pada masa itu yang tertera pada dinding dengan plakat logam.
Suasana di dalam museum benar-benar membuat kami seolah terlempar ke dalam mesin waktu dan kembali pada waktu di mana pertempuran 10 November akan terjadi. Dengan suguhan koleksi alat perang arek-arek Suroboyo mulai dari helm perang, senapan, bahkan radio milik Bung Tomo turut membuat kami dapat merasakan kejadian pada masa itu. Tak hany koleksi senjata milik para pejuang, disini juga terdapat banyak koleksi barang-barang milik tentara sekutu, seperti pistol, granat, dan helm yang digunakan. Ditambah pula dengan patung lilin seukuran manusia yang menyerupai orang-orang di masa itu turut pula menjadi gambaran peristiwa yang sebenarnya. Seperti peristiwa dapur umum yang dilakukan oleh ibu-ibu atau peristiwa musyawarah oleh para tokoh. Semua potret kejadian tersebut terekam sangat apik melalui patung-patung lilin yang tersebar di berbagai spot museum. Di lantai 2, terdapat ruang diorama dan statis yang berisi replika kejadian dan bentuk audio yang bisa kita dengarkan untuk mendapatkan penjelasan dari replika yang ada.

Kawasan Museum Sepuluh Nopember dikelilingi rumput hijau dan monumen kebanggaan warga Surabaya, Monumen Tugu Pahlawan
Koleksi utama dari museum ini adalah suara pidato Bung Tomo yaitu salah satu pejuang dalam pertempuran 10 November 1945. Terdapat juga draft atau naskah dari ultimatum dari tentara Inggris yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Lalu ada, di bagian luar museum, terparkir mobil pula Bung Tomo. Serta terdapat benda-benda peninggalan pahlawan lain seperti H.R. Muhammad Mangoendiprodjo, yang mana turut ikut berjuang dalam pertempuran 10 November kala itu.
Kami yang awalnya ragu untuk mengunjungi museum karena takut akan bosan sepanjang berkunjung kini menjadikan museum menjadi salah satu list destinasi rekomendasi ketika ada kawan luar kota yang berkunjung ke Surabaya. Lokasi museum ini menjadi satu dengan lokasi Monumen Tugu Pahlawan, yaitu terletak di Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Bubutan, Surabaya, Jawa Timur. Tiket museum ini juga tidak mahal, hanya cukup membayar 5 ribu rupiah dengan membooking terlebih dahulu di website tiketwisatasurabaya.go.id. Untuk para pelajar dan mahasiswa bahkan tidak perlu membayar, cukup menunjukkan kartu identitas saja.
Lokasi: di Jalan Pahlawan, Alun-alun Contong, Bubutan, Surabaya, Jawa Timur.
Jam Operasional: Setiap hari pukul 08.00-15.00 WIB
Tiket masuk: 5000 rupiah
Comments