Nikmat dan Segarnya Dawet Campur Depot Hj Rochmah
- Aghsara Advertising Agency
- Dec 13, 2022
- 3 min read
Updated: Jan 5, 2023
Rasakan Nostalgia Masa Kecil dengan Semangkuk Dawet Campur

Depot Hj.Rochmah yang tidak pernah sepi pembeli dalam kota maupun luar kota
Suasana Pasar Blauran terlihat ramai, seperti biasa. Dari signage masuk, mata akan disambut dengan berbagai macam jajanan tradisional. Di pintu masuk, aroma semerbak khas vanili menyambut. Ada penjaja martabak manis yang menuangkan adonan ke sebuah lingkaran warna hitam hingga menimbulkan suara ‘cesss’. Aroma masih berlanjut hingga kita mulai menyusuri lorong pasar. Ada banyak sekali jajanan kering seperti kue semprong, kuping gajah, hingga kacang-kacangan yang melambai seolah berkata ‘lihat aku’. Tak hanya godaan dari si kue kering, kue basah jajanan pasar tak mau kalah saing. Kue lumpur, bolu kukus, lemper, bolu gulung, sampai lepet yang dibalut daun janur juga menunjukkan pesonanya.
Tunggu dulu, tahan godaan nya. Primadona kita belum menunjukkan pesonanya.
Langkahkan kaki beberapa meter ke depan kita akan bertemu dengan signage bertuliskan Depot Hj Rochmah. Tak lupa, terdapat juga keterangan menu di bawahnya seperti lontong mie, gado-gado, tahu campur, dawet, es teh, es jeruk dan lainnya. Sama seperti Depot lainnya, dibawah signage tersebut ada berjejer-jejer panci berisi lauk pauk dan hidangan lainnya. Tak lupa ada juga nampan-nampan plastik berwarna hijau yang berisi berbagai macam sate. Sate kikil, sate puyuh, sate usus. Bahkan yang sate usus pun ada 2 varian, yang bumbu merah pedas satunya bumbu coklat dengan rasa manis khas kecap. Macam-macam kan rupa hidangannya? Jadi bingung ingin mengambil yang mana.
Ketika tangan ingin mulai mengambil salah satu sate, mata kita bisa gagal fokus dan tertuju ke bungkusan plastik yang berisi serutan buah dengan kuah. Rujak gobet atau orang sini biasa menyebut dengan rujak serut. Sebelum mulai menyantap hidangan lain, air liur sudah terlebih dahulu terasa dan terpaksa kita harus menelannya. Membayangkan bagaimana segarnya timun diserut, mangga muda yang asam, dan siraman kuah gula merah dan cabai dengan sensasi rasa manis dan asam rasanya mudah sekali ditebak. Tunggu, jangan gagal fokus dulu, ayo coba nikmati kudapan gurih yang ditusuk tadi sebelum kita bertemu bintang utama hari ini.
Jadi, sudah siap dengan primadona kita?
Jeng jeng jeng
Dawet campur khas Depot Hj Rochmah.
Iya, si cantik hijau ini adalah bintang utama kita.

Porsi satu mangkok dawet campur yang segar, gurih, dan manis karena selalu dimasak dan habis pada saat itu juga
Saat pertama kali kita duduk, di depan akan tersaji benda hijau dengan panjang 2-3 cm yang diletakkan di mangkok stainless steel lengkap dengan bongkahan es batu di dalamnya. Di sekitarnya, turut serta dayang-dayang dari si putri dawet sebagai pemanis, mutiara, cenil, ketan hitam dan santan. Ibu yang merupakan generasi kedua dari keluarga Hj Rochmah dengan ramah bertanya “mau apa mbak e?”
“Dawet campur mawon Bu”
Dengan sigap, tangannya gesit meracik dawet campur sehingga menjadi satu kesatuan yang enak dan segar (tentunya). Sambil sibuk menyantap dawet yang sudah sukses terjun melalui kerongkongan, Beliau bercerita kalau depotnya selalu ramai pembeli. “Ini sehari bisa sampe 5 set, soalnya viral di media sosial ternyata”. Lebih lanjut, ia menceritakan bagaimana keluarganya bisa memulai bisnis depot ini. “Saya Surabaya asli mbak, ini rumahku di belakang pasar, deket sini” lebih lanjut ia menjelaskan. Sembari masih menyeruput dawet yang sisa setengah, ia menceritakan ada komunitas motor Harley yang turut kumpul dan makan di depot ini hingga akhirnya Depotnya kembali viral (lagi).
Sambil mendengar Bu … bercerita, suasana pasar yang masih terkesan kembali ke era 2000an dan rasa Dawet yang membuat nostalgia seolah pikiran kembali ke masa kecil. Masa dimana saat itu adalah minggu pagi, lalu ikut ke pasar dengan ibu dengan mengendarai becak. Sampai di dalam pasar, ada penjual mainan, balon, ayam warna-warni, jenang campur, dan dawet. Semangkuk dawet harga 7 ribu ini membawa kenangan masa lampau kembali terlempar ke masa ini. Sebelum akhirnya tersadar dawet di mangkok sudah habis tak bersisa, Bu … mengakhiri ceritanya.

Tahu campur turut menjadi primadona di depot yang telah turun ke generasi kedua ini
Dengan sumringah, ia memperbolehkan kami datang kapan saja dan mempersilakan Depotnya untuk dimuat di sosial media “Makasih banyak Mbak, Mas” sembari tangannya membentuk ‘namaste’.
Alamat: Pasar Blauran Lantai Dasar LB 82
Jam Operasional: Setiap hari pukul 09.00-17.00 WIB
Harga: Rp 6.000/ porsi
Comments